KARO, ASPIRASI.news – Akademisi Universitas Sumatera Utara, Roy Fachraby Ginting meminta dan mengingatkan Gubernur Sumut dan jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), untuk segera mencari dan membuat solusi penanganan pasca tanah Longsor dan Banjir Bandang di Daulu Kabupaten Karo dan Sibolangit serta Sembahe dan Banjir Besar Medan.
Demikian juga, Pemprovsu juga perlu untuk meminta kajian dan masukan Cendekiawan dan Akademisi untuk segera membuat kajian Akademik untuk penanganan yang paling tepat mengatasi bencana lanjutan Longsor di Daulu di Kabupaten Karo, serta di Sembahe dan Sibolangit di Kabupaten Deli Serdang dengan disertai banjir bandang dan banjir besar di Medan yang merupakan satu kesatuan antara sebab dan akibat.
Roy Fachraby Ginting, melihat bahwa solusi yang paling penting saat ini adalah program pemerintah yang berkaitan dengan perbaikan alam yang harus di lakukan dengan reboisasi kembali hutan hutan di Kabupaten Karo, Langkat, Deli Serdang dan Kota Medan.
Hal ini tentu memerlukan biaya yang besar dengan reboisasi kembali hutan-hutan yang luar biasa rusak, dan terus ditebangi serta pengambilan tanah humus secara besar besaran yang membuat daya serap air sudah sangat terbatas ketika hujan lebat turun.
Selain itu, kata Roy, pemerintah perlu segera melakukan pemangkasan dan pemiringan atau melandaikan bukit bukit yang curam di tepi jalan antara Sembahe ke Tirtanadi Sibolangit dan Bandar Baru ke Tongkoh Tahura Berastagi yang selanjutnya melakukan penembokan dinding bukit dari Sembahe ke Tongkoh Tahura Taneh Karo.
Selanjutnya, dilanjutkan dengan penanaman rumput dan pohon kayu yang akarnya efektif menahan tanah serta getaran beban kendaraan yang lewat dan dampak pergeseran di dalam tanah secara geologi, katanya.
Roy melihat bahwa pemerintah perlu untuk terus di melakukan pelebaran jalan mulai dari Pancur Batu hingga Berastagi dan jalan dibagi dua atau dibuat pembatas atau pulau jalan untuk antisipasi supir supir kita yang luar biasa memotong antrian yang selama ini salah satu penyebab utama kemacetan.
“Bahkan perlu dibangun bendungan besar di daerah Sembahe dan di daerah Sunggal untuk menahan air ketika hujan lebat ke kota Medan agar Medan bisa mengantisipasi banjir,” katanya.
Roy berharap, agar Pemprovsu dibawah pimpinan Gubsu segera melakukan langkah langkah antisipasi dan semua ini tentunya perlu di lakukan dengan kajian ilmiah dari para Pemikir dan Cendekiawan serta Akademisi untuk bisa duduk bersama Gubsu dalam mengupayakan agar masalah bencana ini dapat di usulkan menjadi BENCANA NASIONAL mengingat daerah terdampak ada 3 Kabupaten dan 1 kota serta korban jiwa sekitar 30 orang tewas dan puluhan luka luka dengan kerusakan mobil dan rumah serta hingga saat ini dapat terus lokasi kejadian menjadi ancaman keselamatan nyawa manusia. | RED/RFG





