SAMOSIR, ASPIRASI.news – Bupati Samosir Vandiko Gultom mengatakan, bahwa Horja Bius akan dijadikan sebagai even tahunan untuk melestarikan budaya Batak yang dikemas menjadi sebuah pertunjukan menarik minat wisatawan.
Oleh karenanya, Vandiko meminta agar budaya yang sudah turun menurun tetap terjaga dengan baik. “Banggalah kita menjadi suku Batak yang telah memiliki keunikan tersendiri dengan adat dan budayanya. Kita jaga dan lestarikan, agar dapat dinikmati anak cucu kita,” kata Vandiko saat acara Horja Bius “Mangalahat Horbo” yang dipadukan dengan pagelaran budaya Gondang Naposo, di Onan Sipulo Palipi, Jumat (3/10/2025) lalu.
Even ini merupakan rangkaian kegiatan Horas Samosir Fiesta (HSF) 2025 yang sudah dicanangkan beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Bupati Samosir menyatakan, bahwa even tersebut akan menjadi pelindung, untuk melindungi budaya dari dampak negatif perkembangan jaman. Keorisinilan dan keunikan budaya seperti Horja Bius, Opera Batak dan Gondang Naposo harus tetap dijaga.
“Budaya ini sudah diturunkan oleh nenek moyang kita, kita harus jaga dan ini juga akan semakin menguatkan Kabupaten Samosir sebagai titik awal peradaban Batak,” pungkasnya.
Sebagai salah satu langkah untuk pelestarian keragaman budaya batak Mangalahat Horbo menjadi bagian yang unik dan sakral dalam Horja Bius ini. Prosesnya dapat dilihat mulai dari aksi makkarihiri yaitu mengikat moncong kerbau dengan jalinan rotan, ijuk sampai ke kepala yang dilakukan oleh pakkarihiri (pawang yang dapat menjinakkan kerbau). Lengkap mengenakan ulos, Pakkarihiri dibantu beberapa orang menarik kerbau menuju “borotan” (sebatang kayu yang dihiasi) diiringi alunan Gondang dan Sarune (alat musik khas Batak Toba).
Masyarakat yang hadir ikut manortor dan menirukan alunan Gondang. Kerbau yang ditambatkan akan dijadikan persembahan. Horja Bius Mangalahat Horbo ini dikemas mengikuti budaya leluhur Batak oleh Lembaga Adat dan Budaya Kabupaten Samosir, yang terdiri dari 61 Bius dan tersebar di 9 kecamatan di Kabupaten Samosir. | Muba Naibaho





